Jumat, 30 November 2012

Sistem Informasi Kesehatan


         Sistem informasi kesehatan adalah sebuah sistem yang berintraksi antara perangkat, prosedur, dan kebijakan proses siklus sistem informasi secara terorganisasi dalam menjalankan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyuluruh untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi:
  1. Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko).
  2. Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi sampai ke praktek swasta.
  3. Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV atau AIDS, yang biasanya bersifat vertikal.
  4. Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian, dll.
  5. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi penduduk.
Manfaat pengembangan sistem informasi kesehatan berbasis komputer dalam dunia kesehatan:
1.   Pengembangan perangkat lunak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2.   Penggunaan open system sehingga lebih interoprable dengan jaringan lain.
3.   Pengembangan dan penggunaan LAN (Local Area Network) dalam sosialiasasi sistem informasi kesehatan kepada masyarakat.
4.   Penerapan teknologi infromasi dalam Wide Area Network yang terstruktur untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan di pemerintah daerah.
5.   Sistem informasi kesehatan yang terstruktur untuk merencanakan, pengembangan, dan pemeliharaan pusat penyimpanan dat dan informasi.
6.   Sistem informasi yang terintegrasi akan menganalisis, memahami, menyebarluaskan, dan mempercepat pertukaran data atau informasi untuk seluruh stakeholders.
7.   Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarkat luas dengan cara penggunaan website dan access point lain.
8.   Penggunaan sistem informasi kesehatan terstruktur dalam peningakatan sumber daya manusia mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan, penilaian, pelatihan, penggajian dan pengembangan karir bagi penggunanya.
9.   Pengarahan pada kesempatan strategis yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
10.   Penggunaan sistem pada tujuan, kegiatan, produk, dan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan keunggulan kompetitif.
11.   Sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dengan baik untuk mengembangkan unit organisasi dan pencarian dana bersumber pada masyarakat dalam pengembangan data dan informasi di dunia kesehatan.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

  1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
  2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
  3. Health worksforce (tenaga medis)
  4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
  5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
Sistem informasi yang terstruktur tentu akan meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan jadi setiap komponen sistem tersebut harus saling berinteraksi satu dengan yang lain. Informasi kesehatan dibutuhkan untuk pengembangan program kesehatan seperti analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pelaksanaan, pemantauan dan pemeliharan program – program kesehatan yang sudah tersedia. Upaya pengembangan sistem informasi kesehatan dapat dimulai dengan kegiatan penilaian secara menyeluruh kondisi sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan terhadap pengembangan di masa depan. Assessment tersebut akan menilai determinan teknis sistem informasi kesehatan yang meliputi:
1.  Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan pengumpulan data. Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format berbagai laporan seperti LB1, LB3, laporan wabah, laporan obat maupun sistem informasi tenaga kesehatan perlu dikaji secara mendalam.
2.  Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan dan mutunya di semua tingkatan.
3.  Penggunaan informasi: meliputi pengambilan keputusan dan tindakan yang diambil berkaitan dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan perorangan atau masyarakat, program maupun pengambil kebijakan tingkat tinggi.
4.  Sumber daya sistem informasi: meliputi ketersediaan, kecukupan dan penggunaan sumber daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan terampil, fasilitas untuk penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi data, penyimpanan, analisis dan penyiapan dokumen (fax, komputer, printer, fotokopi, dll).
5.  Sistem informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan mekanisme organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi, pembuatan, pemeliharaan, pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi dilaksanakan.

Contoh sistem informasi Kesehatan
     Penggunaan Kartu Berobat pada rumah sakit, puskesmas di kota - kota besar. Sebelum membuat kartu berobat itu pasti pasien akan ditanya berbagai hal mengenai identitasnya dan menganai keluhan penyakitnya. Kartu itulah yang akan menjadi identitas saat berobat ke rumah sakit, puskesmas itu lagi.

Source:
http://www.ph-gmu.org/index.php?mod=pendidikan&sub=simkes&act=view&typ=html
http://log.viva.co.id/news/read/359016-sistem-informasi-kesehatan-di-indonesia

1 komentar:

fariquahvacanti mengatakan...

Gambling in California - KTH Hub
Gambling in California. 포항 출장안마 There 평택 출장안마 are many 남원 출장샵 places where it's legal to gamble and 김해 출장마사지 play, but most are not. What do you need to know about legal 구리 출장마사지 online gambling in

Posting Komentar